RSS

mungkin menjadi yang terbaik

dtepat 100hari, dimana aku menghabiskan waktu menjadi orang spesial buat dia.terkadang memang hal-hal yang diharapkan itu tidak sesuai dengan yang diinginkan.]aku pernah janji kalau aku enggak akan nangis lagi karenanya dan enggak akan nangis di depannya. hari ini aku menepati janji dimana aku enggak nangis depannya, tetapi ketika berjabat tangan yang merupakan tanda perpisahan ini aku udah enggak bisa nahan,aku segera pergi dari hadapannya. keluar dari tempat itu air mataku langsung menetes karena terkena angin jalanan. bukan karena aku patah hati atau sakit hati, aku sedih karena seperti kehilangan sesuatu.
semua kata-katanya memang benar, hubungan seperti ini memang tidak sehat,enggak ada yang bisa diubah di antara kita, jodoh enggak ada yang tau, dan mungkin ada orang lain yang spesial. kata-kata itu memang benar, tapi untuk orang lain yang spesial sebenernya enggak ada, mungkin orang-orang mengira aku tertarik pada orang lain, aku enggak tertarik aku cuma menutupi rasa sedihku. enggak ada orang yang spesial yang mungkin ada peluang buat jadi pengganti. aku berkata ada karena aku ingin tau apakah dia punya orang yang kaya gitu juga.
hanya ketika perpisahan tiba aku bisa meluk dia, walaupun itu sebenernya bukan pelukan. dan mungkin kalau sekarang ada yang memelukku, aku akan meneteskan air mata itu lagi. seperti sifat alami wanita yang selalu membuat dirinya di posisi yang menyedihkan, tersakiti di kisah percintaan, dan berusaha "kuat" alias "sok kuat".
dan hari ini, aku menangis dipundak ayahku, mungkin ayahku tau kalau aku meneteskan air mata, tapi beliau cuma diam, karena ayahku tau bila beliau bertanya aku hanya akan menjawab enggak apa-apa..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Yang Ku Anggap Spesial

sudah 53hari berlalu, walau banyak perasaan yang aku rasakan tapi itu enggak membuat aku bosan. aku senang dengan perasaan ini, perasaan dimana aku bisa memperhatikan orang yang kuanggap spesial. walaupun kadang aku merasa dia "tidak merasa" kalau aku memperhatikannya untuk hal-hal kecil yang dia lakukan. mungkin aku dibilang mata-mata, tapi bukan karena aku possesive. aku seneng bisa jadi mata-mata nya, walau dia risih saat aku tau segala aktivitasnya.
melihatnya dengan kesibukannya kadang membuatku jengkel, jengkel karena jadi mengabaikanku. bahkan ketika melihat "last seen"nya saja aku juga jengkel. tapi perasaan jengkel itu tertutupi sama rasa kangenku. biasanya rasa jengkelku hanya betahan beberapa jam saja, selanjutnya I'm turning back to him (again). sering aku berpikir untuk mendiamkannya sehari aja, tapi ternyata aku yang enggak kuat, buat enggak ngecek isi chatnya aja aku enggak bisa. bohong kalau aku bilang "terserah" karena sebenarnya aku peduli.
makin lama, makin sering dia ninggalin aku dengan kesibukannya, dan aku jadi diam. diamku ini berarti marah, tapi marahku ini bisa hilang dengan segala kata-katanya. memang maha benar dia dengan segala kata-kata benarnya. aku suka ketika dia bilang "iyaa" "udah to" "yaudah" "lha gimana" dan senyumnya yang penuh arti. aku jadi merasa tenang, karena itulah dia yang aku kenal. menganggap semua masalah yang ada seolah-olah enggak pernah terjadi.
aku sering rewel ke dia buat hal-hal kecil, such as kebangun dari tidur karena digigit nyamuk, enggak bisa ngerjain pretest atau asistensi, seminggu enggak ketemu dia, pokoknya hal-hal yang sebenernya enggak penting. kalau aku lagi rewel gitu, dia yang ngajarin aku buat dewasa dengan sikapnya yang dewasa. kata-katanya yang mendewasakanku yang sampai sekarang aku inget itu "let's grow up, Vin" kata-kata itu bener-bener kaya hipnotis yang membuat aku mikir 2x buat rewel lagi. tapi aku suka kalau rewel ke dia, karena tanggapannya yang kaku itu yang buat aku kangen.
hubungan kita enggak kaya hubungan orang lain, yang biasanya pada hari ke 53 itu masih hangat-hangatnya, dimana sering bertemu, makan bersama, jalan-jalan, manja-manjaan, bahkan membuang waktu bersama. membuang waktu? waktu untuk bertemu saja enggak ada apalagi untuk membuang waktu berdua. chatku dibalas saja aku udah seneng. kalau dipikir-pikir jadi sedih juga, makanya aku enggak mau mikirin. yang aku tau aku nunggu dia, entah sampai kapanpun itu. dan aku percaya dia bakal pulang, entah kapanpun itu. dan kalaupun dia beneran enggak pulang, semua bakal tetep baik-baik aja :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Aku pun juga berubah

Semua orang pasti pernah ngerasain kesepian, sebenernya perasaan kesepian itu muncul dari kangen temen-temen sepermainan. Kadang perasaan kangen ini malah menimbulkan kesalahpahaman terhadap teman sendiri. Yang dulunya temen sepermainanmu selalu main bareng kamu, sekarang buat ngeluangin waktu 1jam dari 24jam aja bisa susah banget. Masalah ngeluangin waktu yang susah ini dikarenakan kesibukan aktivitas dan waktu luang yang ada itu beda-beda. Karena waktu luang yang beda-beda itu selalu aja muncul disaat mau ketemuan, lama-lama bakal ada perasaan “udahlah gak usah ngajak dia, dia kan sekarang sibuk” dari perasaan ini kita jadi gak kepikiran buat nanyain dia ‘selo’ atau enggak di hari kamu lagi ‘selo’. Dari gak ada kepikiran ini bakal timbul perasaan menganggap bahwa temenmu sendiri itu berubah, ya berubah dari sudut pandangmu tapi sudut pandangnya kamulah yang berubah. Kamu yang dulu selalu kontak dia buat main sekarang jadi enggak pernah karena kamu mikir dia sibuk. Dia yang selalu kamu ajak main tiba-tiba enggak pernah kamu ajak main jadi mikir kalo kamu punya teman baru yang lebih seru di lingkungan barumu. Biasanya dia jadi orang pertama yang tau tentang rahasiamu, tapi sekarang rahasiamu bukan jadi hal pertama yang pengen kamu ceritain. Biasanya kamu jadi pendengar setianya, tapi sekarang denger kabar dari dia aja enggak pernah.

Berpikir dari beberapa sudut pandang memang hal paling baik, tetapi terkadang dengan berpikir beberapa sudut pandang, kita akan lebih banyak berkorban perasaan sendiri untuk orang lain.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

hilang arah

setelah kejadian tanggal 24 Desember 2013 itu, entah kenapa aku jadi menghindar. enggak mau tau kegiatannya apa,enggak mau tau dia lagi sibuk apa. Untuk menutupi sikapku ini aku berlagak kaya orang yang masih suka menggodainya di depan teman-teman yang lain..
sikap menghindarku ini lebih ditujukan karena rasa kecewa, rasa kecewa dari berbagai sudut pandang. sudut pandang sebagai sahabatnya dan juga sudut pandang sebagai orang yang aku istimewakan. aku takut perasaan ingin menghindarku ini semakin besar dan justru membuatku jadi enggak care lagi sama dia, bukan menjadi teman yang selalu ada lagi, tapi justru menjadi teman yang paling aku beri jarak..
aku ngerasa enggak nyaman sama perasaanku sendiri yang kaya gini..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS